
Sejumlah
anggota keluarga WNI korban penyanderaan Abu Sayyaf, Peter Tonsen
Barahama, beraktivitas di beranda kediaman mereka di Manado, Sulawesi
Utara. (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)
Nunukan, Kalimantan Utara (ANTARA News) - Konsulat Indonesia di Tawau, Negeri Sabah, Malaysia, mengakui belum mengetahui keberadaan keempat WNI anak buah kapal pengangkut batubara TB Hendry/Barge Christy disandera kelompok Abu Sayyaf pada 15 April lalu.
"Kami belum mendapatkan informasi soal kondisi dan keberadaan keempat WNI yang disandera Abu Sayyaf, Filipina, itu sampai sekarang," kata Abdul Fatah Zainal, Konsul RI Tawau melalui sambungan telepon dari Nunukan, Selasa.
Keempat WNI itu adalah Moch Ariyanto Misnan (Nakhoda), Lorens MPS, Dede Irfan Hilmi dan Samsir. Mereka semua dianggap "penjabat" penting di kapal pengangkut batubara itu.
Pemerintah Malaysia sendiri belum mendapatkan informasi dan masih sulit mendapatkan informasi akuran mengendai keberadaan keempat WNI itu.
"Kelihatannya aparat kepolisian Malaysia juga belum mendapatkan informasi soal keberadaan keempat WNI ABK kapal batubara TB Henry itu. Karena selama ini malah Esscom (pasukan khas polisi Malaysia) sering menanyakan kepada kita (Konsulat RI Tawau)," ujar dia.
Namun Abdul Fatah Zainal menyatakan akan terus berusaha mendapatkan informasi soal kondisi dan keberadaan keempat WNI itu. Lima rekan mereka dinyatakan selamat.
Kelimanya adalah Yohanis Serang, Sembara Oktapian, Leonard Bastian, Rohaidi dan Royke Fransy Montolalu. Mereka saat ini ada di perairan Lahat Datu, Malaysia.
Seorang bernama Lambos Simanungkalit yang ditembak kelompok Abu Sayyaf, masih dirawat salah satu rumah sakit Tawau akibat luka parah pada bagian bawah ketiak kiri yang tembus ke dada.
0 komentar:
Posting Komentar